
PALAKAT Sulawesi Utara- Ditengah menghadapi situasi sulit yang diakibatkan oleh pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) tidak menjadi hambatan bagi petani di Sulawesi Utara (Sulut) dibawah pendampingan serta pengawalan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulut, mereka masih terus melaksanakan panen Benih Jagung Hibrida hasil karya anak bangsa varietas JH-37 seluas 20Ha.
Diperkirakan panen dilakukan hingga bulan Mei mendatang dan total panen keseluruhan Benih Jagung Hibrida di Sulut seluas 253,4 Ha, dengan estimasi hasil produksi benih 510,000 Kg atau setara dengan kebutuhan lahan seluas 34,000Ha. Para petani yang sudah panen dibulan Februari, kini sedang menunggu masa panen selanjutnya.
Menanggapi hal ini, Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan PT TWINN menjamin ketersediaan Benih Jagung Hibrida tahun 2020 akan tetap aman. Kementan juga memberi kepercayaan lagi kepada Distanak SULUT, dengan memberikan Program Kelanjutan di tahun 2020. Melalui Program Tambahan tersebut setidaknya akan ada benih tambahan di bulan Oktober, untuk mencukupi kebutuhan benih di Sulut.

Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulut Ir. Novly G Wowiling MSi menyatakan rasa bangga, Sulut menjadi Provinsi terpilih atas program Kementan, dan akan terus mendorong geliat tumbuh kembangnya penangkar kecil untuk menjadi produsen benih jagung yang lebih maju, tangguh dan modern sehingga petani dapat mencapai hasil yang memuaskan, terlebih mendukung produk rakitan anak negeri, sehingga nantinya bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, dan yang terpenting, Sulut bisa mencukupi kebutuhan benihnya sendiri.
“Dari evaluasi kami, hasil panen benih jagung hibrida di Provinsi Sulut saat ini masih terus berlangsung dengan total rata-rata 6,24 Ton/ha tongkol kering sawah, sementara hasil tertinggi di Kab. Minahasa bisa mencapai 7,1 Ton/ha. Dijamin hasil panen jagung hibrida melimpah tahun ini, meski diserang ulat grayak, tidak berpengaruh signifikan, jadi tidak perlu khawatir, dan dari luas panen seluas 253,4 ha diperkirakan calon benih berkisar 525 Ton,” ujar Novly menjelaskan.
Menurut Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilhelmina J.N Pangemanan, SPtm N.Si, Sulut bisa menjadi sentra benih jagung lokal karya anak bangsa dengan memberdayakan penangkar lokal untuk menghasilkan benih karya anak bangsa Varietas JH-37 yang bersertifikat dan dikawal dengan baik oleh Balai Sertifikasi Benih melalui Petugas PBT yang ada di setiap Kota/Kabupaten.
“Brigade Alsintan yang ada di Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulut bisa ikut membantu percepatan program ini, terbukti di tahun 2019 kemarin, dengan adanya bantuan dari Brigade Alsintan pinjaman alat berupa traktor besar mampu mempercepat proses Pengolahan di Kabupaten/Kota,” ungkap Wilhelmina.
Dari Minahasa Tenggara, Meldy Rotulung (Ketua KT Makapihok), pria berusia 49 tahun ini telah membuktikan berhasil menjadi produsen Benih Jagung Hibrida rakitan anak bangsa, setelah Pengalamannya pernah menjadi produsen padi dan kedelai, kali ini banting setir menjadi produsen Benih Jagung Hibrida, karena dirasa lebih menguntungkan.
“Dengan bantuan program korporasi perbenihan jagung hibrida dari Kementan, bisa menghasilkan profit bersih hingga Rp.20 – 24 juta/ha, dibanding tanam jagung konsumsi, ada peningkatan 100 %,” kata Meldy.
Demikian juga Dari Minahasa, Mikael Lumentut (Ketua KT. Suka Maju) di Minahasa mengungkapkan, saat ini pendapatan petani di perbenihan meningkat sangat tajam, hal ini dibuktikan dengan petani yang sudah panen di bulan Februari dengan sabar menunggu program kelanjutan ini untuk menanam ulang, dan sudah 80 Ha lahan petani yang sudah panen kemarin, sudah mendaftarkan diri untuk menanam kembali benih ini, 20 Ha masih menunggu masa panen, dan ada 50 Ha lahan petani baru yang melihat keberhasilan petani perbenihan, mengajukan diri untuk menjadi petani benih, beliau berharap program lanjutan di 2020 ini bisa cepat terealisasi, karena Petani sudah banyak yang mengantri untuk menanam kembali.
Sementara Kepala Balit Tanaman Sereal Dr Muhammad Azrai SP, MP mengatakan, kesuksesan penangkaran benih ini tidak lepas dari pendampingan dan pengawalan seluruh stake holder terkait, baik Pusat, DISTANAK Sulut, Disperta Kabupaten, Penyuluh, POPT dan mitra (PT.TWINN), serta PBT selaku bagian dari BPSB sebagai Pengontrol Mutu dan Kualitas Benih,” Harapan saya kesuksesan ini bisa direplikasi untuk petani di Provinsi lain. Ketekunan dan pengalaman petani penangkar menjadi kunci kesuksesan, ” harapnya.
Tak hanya petani Kabupaten/Kota, PT. MSM juga ikut menanam di bekas tanah tambang dan beberapa KT area lingkar tanam yang bekerja dengan PT. TWINN.
Didapat berdasarkan hasil survey di tingkat petani (Di Wilayah Remboken), Pendapatan mereka meningkat lebih dari 200%, dengan keuntungan lain mereka bisa menjual hasil panen mereka tanpa perlu melakukan penjemuran.
Selain itu, dengan adanya Program ini , secara tidak langsung Perputaran uang yang dulu biasanya hanya dinikmati oleh Petani benih di Jawa, sekarang bisa dinikmati sendiri oleh Petani di Sulut. Sebagai catatan untuk penanaman 100Ha saja di Remboken ada perputaran uang pembelian tongkol di tingkat petani hampir 3 Miliar.
Michael Christian Soukotta sebagai Perwakilan PT.TWINN di wilayah Sulawesi mengatakan, yang paling utama dari program ini adalah peningkatan SDM Petani, dari yang semula belum mengenal tentang bagaimana pembuatan Benih Hibrida, mereka menjadi tau bagaimana membuat Benih Hibrida tersebut, di sisi lain secara otomatis Peningkatan SDM di tingkat Budidaya Pertanian menjadi meningkat secara otomatis dikarenakan adanya transfer ilmu, baik dari Penyuluh, maupun Petugas Lapangan dari PT.TWINN.
Dengan berjalan baiknya program di tahun 2019 dan dengan adanya program lanjutan di tahun 2020, maka bisa dipastikan Sulawesi Utara akan menjadi Provinsi yang tidak hanya bisa mencukupi kebutuhan benihnya sendiri tapi juga bisa menjadi salah satu Provinsi di Indonesia Bagian Timur untuk membantu Provinsi lain di sekitar dalam hal Benih Jagung Hibrida.
(Fey)