Dari Bank Indonesia dan Pemerintah untuk Ekonomi Sulawesi Utara Maju
PALAKAT Manado–Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia (BI) dengan satu tujuan yaitu, mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, konsisten dan berinovasi serta bersinergi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk Sulawesi Utara (Sulut) maju
BI menyadari peran dalam menjaga dan mengendalikan inflasi di Sulut adalah penting. Sehingga kolaborasi bersama Pemda terjalin untuk mencapai tujuan. Upaya yang dilakukan diantaranya adalah, High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), juga Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), untuk membahas tantangan dan hal penting yang harus dilakukan pada tingkat kabupaten/kota dalam rangka menjaga stabilitas harga serta mendorong digitalisasi transaksi daerah.
Dalam upaya ini, BI juga membangun sinergi bersama untuk menjaga stabilitas harga tidak hanya pada saat komoditas mengalami kenaikan harga, namun juga pada saat harga jatuh pada saat pasokan melimpah. Disitulah kerja sama antar daerah dianggap menjadi solusi utama.
Selanjutnya akselerasi digital pun dimantapkan untuk membantu capaian Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) yang diyakini akan berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan berujung pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Hadir juga satu hasil kolaborasi KPw BI Sulut bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut yang disahkan melalui SK Gubernur Sulut No. 145 Tahun 2017 yaitu, RIRU Sulut. Ini diharapkan menjadi pusat pelayanan informasi dan promosi juga peluang investasi bagi investor dan eksportir prominent.
Oleh RIRU telah digelar North Sulawesi Investment Challenge (NSIC). Pada (18/07/2024) merupakan seleksi akhir untuk tiga proyek clean and clear. Hadir tiga proyek Pemda Sulut, yakni dari Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Bolaang Mongondow bersaing untuk menjadi yang terbaik.
Kepala BI KPw Sulut, Andry Prasmuko mengatakan, melalui forum ini, wacana ide besar diupayakan menjadi suatu aksi yang bermanfaat untuk masyarakat di Sulut. “Karena dengan mendorong investasi, kita meyakini akan memberikan multiplayer effect yang cukup besar dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, “kata Andry.
Selaku Pemda, Gubernur Sulut,Olly Dondokambey melalui melalui Kepala Biro Perekonomian mengatakan, kerjasama serta koordinasi antar perangkat daerah, juga stakeholder menyangkut perspektif pengelolaan perekonomian sebagai acuan bersama. “Pemerintah Provinsi melaksanakan kegiatan promosi dan pengembangan potensi, sehingga memberi peluang investasi serta perdagangan di Sulawesi Utara, “ujar Reza A W Dotulong.
Bentuk kerja sama dengan Pemda juga sudah dinyatakan BI dalam melaksanakan Pilot Project transformasi budidaya, digital farming atau hilirisasi bersama kelompok tani terpilih. Selain itu, BI bersinergi dalam upaya penguatan kapasitas petani daerah melalui program Petani Unggulan Bank Indonesia (PUBI), pengembangan dan pemberdayaan UMKM, pengembangan sektor pariwisata, transformasi ekonomi hijau, serta optimalisasi Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD). Semuanya dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulut.
Selanjutnya, upaya terbaru BI yang merupakan salah satu titik terang guna menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi adalah mempertahankan BI-Rate di level 6,25 %.
Hal ini ditetapkan melalui Rapat Dewan Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%, mengutip dari beranda BI.
Belum lama ini, BI juga tampil dalam peran dedikasi untuk negeri di bumi Sulawesi Utara, memamerkan kepada warga masyarakat domestik maupun mancanegara tampilan komoditas inflasi beras dan bawang, serta rica (cabe dalam bahasa manado), tomat yang dirangkai dengan apik, “mengajak semua agar bijak dalam berbelanja, “kata Kepala BI KPw Sulut Andri Prasmuko.
Menurut BI keterwakilan komoditas yang ditampilkan ini mengutamakan kebutuhan bukan keinginan. Hal ini menjadi salah satu cara untuk menekan laju inflasi. “Tentu saja sinergi dengan Pemerintah Daerah, Instansi, dan stakeholder lainnya menjadi kunci menuju masyarakat sejahtera, ” ungkap Andry,
Selain itu, disampaikan putri bunga berbalut koin emas mengajak kita untuk paham rupiah dalam bertransaksi, berbelanja dan berhemat, serta memiliki tabungan membuat kita menjadi selangkah ke depan pada zona kemandirian dan aman secara finansial.
BI terus berupaya konsisten, inovasi dan sinergi dalam pengendalian inflasi serta peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat menuju Sulut maju.
(Fey)