PALAKAT Sulut- Iven berskala internasional Asian Ecumenical Youth Assembly (AEYA)/Pertemuan Pemuda Ekumenis se Asia dan Asia Easter Celebration (AEC)/Perayaan Paskah Asia yang akan digelar dalam rangkaian kegiatan mulai 6-13 April 2018 di Kota Manado dan Kabupaten Minahasa, membuat pihak panitia terus melakukan persiapan hajatan internasional yang melibatkan 100 denominasi dan 17 negara itu, agar berjalan lancar.
Sekprov Sulut Edwin Silangen SE MSi, selaku pengarah panitia, memimpin rapat persiapan yang digelar di Kantor Gubernur, belum lama ini.
Sekprov Silangen optimis Pemprov Sulut dan seluruh pemangku kepentingan mampu bekerjasama menyukseskan agenda yang memiliki tema internasional “Lord, Send Your Light And Truth To Lead Us” (Tuhan, kirimkan cahaya dan kebenaran-Mu untuk mempimpin kami) dan tema Pemprov Sulut “Torang Samua Ciptaan Tuhan” “Saya atas nama bapak gubernur sangat mengapresiasi acara ini. Apalagi nantinya melibatkan seluruh denominasi gereja di Asia,” katanya.
Lanjutnya, panitia juga akan mempersiapkan tenaga ahli bahasa karena kegiatan tersebut bakal diikuti ratusan pemuda dari 17 Negara Asia, antara lain: Indonesia, Malaysia, Hongkong, Kamboja, Myanmar, Bhutan, Jepang, Srilanka, Bangladesh, Korea, Australia, India, Pakistan, Filipina, Nepal, Taiwan dan New Zealand. “Kami masih menunggu konfirmasi kedatangan perserta dari luar negeri. Kami juga mempersiapkan tenaga ahli bahasa, local stewards dan lainnya,” ungkapnya.
Lebih jauh, Silangen juga mengajak seluruh peserta rapat untuk memanfaatkan media sosial agar agenda internasional itu dapat diketahui seluruh masyarakat. “Marilah kita gunakan media sosial untuk menginformasikan kegiatan ini ke seluruh masyarakat,” bebernya.
Adapun latar belakang pelaksanaan Asian Ecumenical Youth Assembly (AEYA) dan Asia Easter Celebration (AEC) adalah untuk menyikapi isu dunia saat ini di kalangan kaum muda terutama pada tahun ini yang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana masyarakat yang saat ini kita jalani mendorong banyak anak muda untuk melampaui batas fisik dan mental mereka. Hal itu disebabkan oleh banyak sekali isu-isu yang mengancam cara berfikir dan bertindak dari para kaum muda terutama kaum muda Asia. Salah satu upaya yang dapat meminimalisir hal tersebut adalah dengan memperkuat dan memperkokoh keimanan dan ketaqwaan daripada kaum muda tersebut. Oleh karena itu gereja-gereja di Asia harus maju untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan isu-isu kunci dan masalah yang dihadapi oleh kaum muda dan isu-isu tersebut harus menjadi prioritas gereja-gereja di Asia. Dan terpilihnya Sulawesi Utara sebagai tuan rumah diawali dengan pertemuan Sekretaris Jenderal CCA Mathews George Chunakara dengan Gubernur Olly Dondokambey, SE pada Perayaan Paskah Nasional, bulan April Tahun 2017 di Sulut. Selanjutnya pertemuan antara Sekretaris Jenderal CCA dan Wakil Gubernur Drs Steven O.E Kandouw pada bulan Oktober 2017 di Yangon, Myanmar serta surat dari Sekretaris Jenderal CCA Mathews George Chunakara tanggal 15 Januari 2018 tentang Permohonan Permintaan Kesediaan Pemprov Sulut sebagai tuan rumah.
Kegiatan tersebut diselenggarakan bersama dengan tuan rumah yakni Pemerintah Republik Indonesia, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), dan tuan rumah setempat Pemprov Sulut dan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). (pb)
Pemprov Matangkan Iven Gerejawi Internasional AEYA/ AEC di Sulut

