
PALAKAT Manado–Road to Festival Ekonomi Syariah atau lebih dikenal dengan sebutan Road to FESyar 2021 di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), akan jadi langkah Bank Indonesia (BI), dorong pekembangan ekonomi dan keuangan Syariah di Indonesia, khususnya di Sulut.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat dalam sambutannya dalam acara Road to FESyar Provinsi Sulut, di Ballroom Sintesa Paninsula, jl. Jendral Sudirman Manado, Kamis (08/04).
“Dalam rangka mendukung peningkatan kapasitas ekonomi dan keuangan daerah berbasis syariah, BI laksanakn agenda rutin Road to FESyar yang berlangsung hari ini, hingga besok. Ini merupakan keterlibatan Sulawesi Utara dalam kegiatan Festival Ekonomi Syariah Nasional terbesar, serta kegiatan berskala internasional Indonesia Syari’a Economic Festival (ISEF) yang akan dilaksanakan tahun ini. Kegiatan ini sangat strategis dan bermanfaat guna pengembangan ekonomi syariah yaitu Syari’a Economic Forum dan Syari’a Fair. Kami juga mengajak seluruh pihak khususnya generasi muda, untuk mengambil bagian dalam upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah tersebut. “Ungkap Arbonas.
Dijelaskan pula, bentuk konsisten BI dalam mengembangkan ekonomi keuangan syariah di Indonesia, yaitu memiliki Cetek Biru (Blueprint) Ekonomi dan Keuangan Syariah sebagai panduan diinternal BI maupun dengan pihak eksternal terkait aktivitas perkembangan ekonomi keuangan syariah.
“Secara garis besar cetak biru ekonomi dan keuangan syariah memuat empat hal utama mengenai, nilai-nilai dasar dan prinsip dasar pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, kerangka dasar kebijakan pengembangan, strategi dan rencana aksi, serta kerjasama dan koordinasi, baik dengan pihak internal maupun eksternal, dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. “Ujar Arbonas, menjelaskan.
Menurut Arbonas, ditengah pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVI-19), Ekonomi syariah Indonesia pada tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar -1,72% (yoy) dibanding tahun 2019, dengan pertumbuhan sebesar 5,71%. Didapati dua sektor prioritas Rantai Nilai Halal/Halal Value Chain (HVC) mampu tumbuh positif meskipun tingkat pertumbuhannya melambat yaitu pertanian dan makanan halal. Kedua sektor tersebut dapat menahan kontraksi pertumbuhan sektor prioritas HVC lebih dalam.
Adapun para peserta Road to FESyar terdiri dari, para pelaku UMKM, Perwakilan Pondok Pesantren, Dewan Masjid, Majelis Taklim, Para Akademisi dan mayarakat umum.
Selanjutnya, turut hadir Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, Delmus Pulneri Salim, P.hD, Perwakilan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kementerian Agama RI, Dr. H. Mastuki HS M.Ag, Perwakilan dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Sulut, KH. Abdul Wahab Abdul Gafur, satuan kerja peeangkat daerah, akademisi dan komunitas di Sulut.
(Fey)








