
PALAKAT Manado–Hadapi tantangan kedepan diperlukan tindak lanjut langkah strategis untuk menjaga inflasi. Hal ini dibahas dalam Rapat Koordinasi Wilayah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Rakorwil TPID) Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua), Rabu (20/07) di Ballroom Hotel Four Points by Sheraton, Manado.
Dalam diskusi bersama TPID Sulampua, juga menghadirkan para pelaku usaha yang terlibat langsung
dan mengetahui pola perdagangan serta skema dagang di masing-masing daerah.
Terungkap kendala dominan dipengaruhi oleh guncangan pada kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam ataupun faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun internasional. Oleh Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Utara (BI KPw Sulut) disampaikan kesimpulan langkah strategis berupa program keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif (4K). Untuk jangka pendek akan melalui percepatan realisasi Kerjasama Antar Daerah (KAD), peningkatan intensitas operasi pasar, dukungan fasilitasi distribusi dan logistik, serta himbauan atau gerakan untuk substitusi konsumsi pangan. Untuk program jangka panjang dilakukan penguatan di sisi hulu, antara dan hilir serta penguatan peran lembaga afiliasi pemerintah sebagai aggregator dan pelaksana kebijakan stabilitas harga.
“Penguatan yang dilakukan seperti, pembinaan klaster pangan, urban farming dan digitalisasi didukung peran lembaga BUMN, BUMD, Bulog dan sebagainya, “ujar Arbonas.
Disampaikan pula langkah strategis lainnya melalui temu muka pelaku usaha sehingga berbagai macam masalah yang dihadapi dapat teridentifikasi, baik di sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Kemudian mengurangi informasi asimetris terutama pasokan barang sehingga dapat mendukung ketersediaan serta pasokan antar waktu dan wilayah. Hal ini akan menjadi sarana komunikasi dan berbagi informasi untuk membantu kelancaran usaha.
“Tindak lanjut yang diambil adalah telah dilakukan penandatanganan Purchase Order (PO) komoditas holtikultura antara koperasi bersehati Manado dengan Asosiasi Pedagang Ternate. Hal yang sama diharapkan dapat dilakukan di Provinsi lainnya, “kata Arbonas
Oleh pelaku usaha kerjasama tersebut diharapkan akan menjadi terobosan baru untuk bisa menjaga kestabilan harga dan ketersediaan pasokan beberapa komoditas antara lain, cabe merah, cabe rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah dan ikan. Pak Gani Yasin dari Koperasi Bersehati Manado, mengakui untuk mencukupi kebutuhan pasar selain hasil dari petani di Sulut, dirinya juga memasok dari daerah lain, “Sebagai pelaku usaha kami berharap kerjasama ini berjalan baik, “katanya saat diskusi.
(Fey)