PALAKAT Minahasa Utara – Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara (Pemkab Minut) oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) mengadakan kunjungan kerja ke Desa Kutuh, Kecamatan Kuta, Selatan Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Tepatnya, Rabu (31/07) kunjungan kerja ini berlangsung dengan menyertakan perwakilan dari 97 desa yang ada di Minut. Maksud ingin menimba ilmu, rombongan awalnya berkunjung ke Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Mitra Kerja BPD Bali yang terletak di Desa Adat Kutuh.
Menariknya, informasi yang didapat, aset yang dikelolah awalnya 13 Juta kini menjadi 128 Miliar. Sungguh suatu kemajuan desa yang patut diteladani oleh Pemerintah Desa yang ada di Minut untuk bersama – sama menjadi desa yang membangun dan maju.
Awalnya, oleh Prof.DR. Ida Bagus Mantra Penggagas LPD di Bali, Lembaga Perkreditan Desa ini terus dikelolah dan berkembang. Kunjungan kemudian dilanjutkan ke salah satu objek wisata yang dikembangkan Desa Kutuh yaitu Gunung Payung Cultural Park.
Rombongan disambut oleh Kepala Adat Bendese Dr Drs I Made Wena M.Si didampingi Kepala Desa Perbeke I Wayan Purja SE, yang kemudian menyampaikan selamat bergabung, selanjutnya memberitahukan beberapa hal penting menyangkut keberhasilan Desa Kutuh.
“Selamat bertukar pikiran kami menerima bapak ibu sekalian dengan senang hati dan mau berbagi cara dan upaya yang kami lakukan demi pembangunan Desa Kutuh. Ada 3 hal utama harus diperhatikan yaitu SDM, Sumber Daya Alam, serta Budaya dan Adat Istiadat, karena hal ini merupakan faktor penunjang menuju desa maju dan sejahtera, ” sampai Kepala Desa Kutuh.
Sementara itu besar harapan dari Kepala Dinas Sosial PMD Minut, Bobby Najoan bahwa untuk pelaksanaan kunjungan kerja ini, Pemdes dapat melihat sekaligus belajar secara langsung potensi yang ada di Desa Kutuh dan kemudian bisa menggali hal yang sama di desa masing – masing. Belomba -lomba bersama, bekerja untuk Minut maju.
“Kami mengharapkan dengan tatap muka ini dari tim Pemerintah Desa Minut boleh mengambil contoh apa saja potensi yang ada di Desa Kutuh, kemudian bertukar ilmu dengan mereka, sehingga jika kita pulang nanti ke desa masing – masing ada manfaat yang diperoleh yang kita pelajari dari sini kemudian dilaksanakan di daerah kita. Dimulai dulu dari hal – hal kecil, selanjutnya akan menjadi besar melalui pengelolaan yang mantap dan terarah, “ujar Najoan.
(Fey)