Dinas Pertanian Minut Mulai Identifikasi Daerah Terdampak Kemarau

Kepala Dinas Pertanian Minahasa Utara, Ir Wangke Karundeng
banner 120x600
Kepala Dinas Pertanian Minahasa Utara, Ir Wangke Karundeng

PALAKAT Minahasa Utara -Dari pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau diperkirakan terjadi bulan Juli hingga Agustus 2019. Hal seperti ini dapat menjadi ancaman bagi para petani akibat kekeringan sawah dan ladang.

Masyarakat Minahasa Utara yang bergelut di bidang pertanian pun harus waspada terhadap kemarau yang berkepanjangan seperti kekeringan, kurang air, atau potensi kebakaran hutan dan lahan serta gagal panen.

Mengantisipasi hal ini, Dinas Pertanian Minahasa Utara mulai mengidentifikasi daerah yang terdampak kekeringan dengan langsung memantau di lapangan.

“Saat ini kami sedang mengidentifikasi daerah – daerah mana yang terdampak dan memang sudah tidak bisa lagi diselamatkan, terkait dengan pengembangan komoditi tanaman pangan, karena kami akan mengalokasikan kegiatan – kegiatan demi menyukseskan program tersebut. Sampai sekarang memang belum ada laporan real, tapi kami sedang berupayah, sementara turun lapangan untuk cek langsung, “ungkap Ir Wangke Karundeng selaku Kepala Dinas Pertanian Minut, kepada wartawan palakatberita.co, Selasa (13/08).

Lebih lanjut Kadis menganjurkan langkah – langkah apa yang harus dilakukan petani Minut, hadapi masa kemarau sekarang ini. Diantaranya mereka harus memilih tanaman tahan kekeringan.

“Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh petani yaitu pengaturan air, irigasi, kemudian penanaman didaerah yang masih tersedia air serta pemilihan komoditi tahan kekeringan, seperti ubi dan situbagendit, “jelas Karundeng sambil memberitahukan juga akan melakukan pompanisasi didaerah yang masih tersedia air.

(Fey)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *